Minggu, 03 Agustus 2014

Sahkah Sholat Tanpa Membaca Surat?

Bacaan al-Quran yang statusnya rukun
dalam shalat hanyalah al-Fatihah,
menurut pendapat mayoritas ulama.
Inilah pendapat yang lebih kuat,
berdasarkan hadis dari Ubadah bin
Shomit bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ﻻَ ﺻَﻼَﺓَ ﻟِﻤَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﻘْﺮَﺃْ ﺑِﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ﺍﻟﻜِﺘَﺎﺏِ
“Tidak sah shalat seseorang yang tidak
membaca Al Fatihah.” (HR. Bukhari 756,
Muslim 394, Nasai 910, dan yang lainnya)
Sementara bacaan surat setelah al-
Fatihah, hukumnya anjuran dan tidak
wajib. Sebagaimana dinyatakan dalam
riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma,
ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺟَﺎﺀَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻟَﻢْ ﻳَﻘْﺮَﺃْ
ﻓِﻴﻬِﻤَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺄُﻡِّ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ
“Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melakukan shalat dua rakaat, dan
beliau tidak membaca surat pada dua
rakaat itu, selain al-Fatihah.” (HR. Ahmad
2550, dan Ibnu Khuzaimah dalam
shahihnya no. 513).
Hanya saja sanad hadis ini dinilai lemah
oleh Syuaib al-Arnauth dan al-Albani,
karena dalam sanadnya terdapat perawi
bernama Handzalah as-Sadusi dan dia
dhaif.
Kemudian terdapat riwayat lain yang
menunjukkan bahwa bacaan surat selain
al-Fatihah hukumnya tidak wajib. Hadis ini
bercerita tentang kasus antara sahabat
Muadz radhiyallahu ‘anhu dengan seorang
pemuda yang menjadi makmumnya.
Diantara kebiasaan Muadz, beliau shalat
isya bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam di masjid nabawi, kemudian Muadz
pulang dan mengimami shalat di masjid
kampungnya. Suatu malam, seusai jamaah
isya bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, Muadz pulang ke kampungnya dan
mengimami shalat isya.
Kemudian Muadz membaca surat al-
Baqarah. Salah satu diantara makmum
Muadz adalah seorang pemuda dari Bani
Salamah, yang bernama Salim. Ketika
merasa shalatnya Muadz kepanjangan, dia
langsung membatalkan diri dan shalat
sendiri di sudut masjid, lalu pulang
membawa ontanya.
Seusai shalat, jamaah lainnya melaporkan
kepada Muadz. Beliaupun berjanji akan
melaporkannya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketika dipertemukan, pemuda ini
melaporkan,
ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻳُﻄِﻴﻞُ ﺍﻟْﻤُﻜْﺚَ ﻋِﻨْﺪَﻙَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﺮْﺟِﻊُ
ﻓَﻴُﻄَﻮِّﻝُ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ
Wahai Rasulullah, beliau shalat bersama
anda di masjid nabawi hingga larut,
kemudian beliau pulang dan mengimami
kami dengan shalat yang sangat panjang.
Komentar Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam kepada Muadz,
ﺃَﻓَﺘَّﺎﻥٌ ﺃَﻧْﺖَ ﻳَﺎ ﻣُﻌَﺎﺫُ؟
“Apakah kamu ingin membuat fitnah,
wahai Muadz?”
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
tanya, apa yang dibaca orang ini dalam
shalatnya.
ﻛَﻴْﻒَ ﺗَﺼْﻨَﻊُ ﻳَﺎ ﺍﺑْﻦَ ﺃَﺧِﻲ ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻠَّﻴْﺖَ؟
“Wahai keponakanku, apa yang kamu
lakukan ketika shalat?”
Pemuda ini menjawab:
ﺃَﻗْﺮَﺃُ ﺑِﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ، ﻭَﺃَﺳْﺄَﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻪِ
ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ، ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﻟَﺎ ﺃَﺩْﺭِﻱ، ﻣَﺎ ﺩَﻧْﺪَﻧَﺘُﻚَ ﻭَﺩَﻧْﺪَﻧَﺔُ
ﻣُﻌَﺎﺫٍ
Aku membaca al-Fatihah, aku memohon
surga dan berlindung dari neraka. Dan
aku tidak tahu apa yang anda baca ketika
shalat maupun yang dibaca Muadz.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
membenarkan apa yang dibaca pemuda
ini,
ﺇِﻧِّﻲ ﻭَﻣُﻌَﺎﺫٌ ﺣَﻮْﻝَ ﻫَﺎﺗَﻴْﻦِ ﺃَﻭْ ﻧَﺤْﻮَ ﺫِﻱ
“Saya dan Muadz kurang lebih sama
dengan bacaan ini.” (Cerita lengkap ini
ada dalam riwayat Ibn Khuzaimah 1643,
sementara perkataan sang pemuda, juga
disebutkan dalam riwayat Abu Daud 793
dan dishahihkan al-Albani)
Kebiasaan shalat pemuda ini, dibenarkan
oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Menunjukkan bahwa semata membaca al-
Fatihah hukumnya boleh.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits
(Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com )


Sumber : www.konsultasisyariah.com/sahkah-sholat-tanpa-membaca-surat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar